TIMES BULUNGAN, PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan (Pemkot Pekalongan), Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan membatik sepanjang 16 meter. Ini menjadi simbol pengakuan batik sebagai warisan budaya tak benda yang ditetapkan UNESCO pada akhir September 2009.
"Kegiatan membatik sepanjang 16 meter ini menjadi pengingat bahwa 16 tahun sudah batik diakui dunia dan Pekalongan ikut menjadi bagian penting dalam sejarah tersebut," kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan, Sabaryo.
Kegiatan membatik yang dilaksanakan di Museum Batik Pekalongan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2025 ini berlangsung hangat dan syarat akan budaya dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat yang memiliki keterkaitan erat dengan dunia batik.
Pada kegiatan tersebut dibuka secara simbolis dengan penyerahan canting oleh Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono kepada salah satu penggiat batik Kota Pekalongan, Fatiyah Abdul Kadir.
Ia menyebutkan kegiatan membatik kain sepanjang 16 meter ini melibatkan sekitar 32 orang dari berbagai latar belakang seperti komunitas batik, kampung batik, tokoh pembatik, pelajar, dan perwakilan elemen masyarakat.
Ia mengatakan bahwa pengakuan UNESCO terhadap batik Indonesia tidak terlepas dari peran besar Kota Pekalongan yang dikenal sebagai pusat pengembangan batik di tingkat nasional serta didukung beberapa daerah lain yang ikut berkarya dan berkontribusi.
"Enam belas tahun yang lalu, insan batik Indonesia merasakan kebahagiaan luar biasa melalui pengakuan internasional UNESCO. Itu bukan hal kecil dan Pekalongan menyumbang peran penting karena eksistensi batik kita diakui secara nasional dan global," katanya.
Sabaryo menegaskan bahwa batik bukan sekadar corak, motif, atau hiasan belaka, melainkan cerminan identitas bangsa dan bagian dari sejarah kebudayaan yang harus terus dirawat.
"Kita perlu memastikan batik tetap eksis di tengah perkembangan zaman terutama pesatnya teknologi informasi yang berpotensi menggeser minat generasi muda jika tidak diimbangi dengan edukasi dan pelibatan aktif. Tantangan ke depan adalah bagaimana mewariskan batik ini kepada generasi muda," katanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rayakan Hari Batik Nasional, Pemkot Pekalongan Gelar Membatik Sepanjang 16 Meter
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |