TIMES BULUNGAN, JAKARTA – Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez dan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani melontarkan pernyataan pedas terhadap Israel dengan mencap negara Zionis itu sedang membasmi rakyat Palestina.
Pernyataan kedua pemimpin negara itu disampaikan saat berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 di Markas Besar PBB di New York, Selasa (23/9/2025) mengatakan, Israel adalah musuh negara-negara tetangga.
Pedro Sanchez melontarkan pernyataan yang sangat keras terhadap perilaku keji Israel di Gaza. "Rakyat Palestina sedang dibasmi," ujarnya, menggambarkan atmosfer kritik keras terhadap Israel dari 40 negara yang berpartisipasi dalam pertemuan puncak solusi dua negara yang diketuai bersama oleh Prancis dan Arab Saudi.
"Atas nama akal sehat. Atas nama hukum internasional, yang bertahta di rumah ini. Namun, di atas segalanya, atas nama martabat manusia, kita harus menghentikan pembantaian ini sekarang juga. Bom terus berjatuhan dan kelaparan membunuh perempuan dan anak-anak,” ujarnya.
"Hari ini kita mengambil langkah krusial, memang benar, dengan mengadvokasi solusi dua negara di Konferensi ini. Namun, perlu diperjelas: tidak akan ada solusi jika penduduk salah satu negara tersebut menjadi korban genosida ," tambahnya.
Sementara dalam kesempatan yang sama Emir Qatar menegaskan Israel bukanlah negara demokrasi yang dikelilingi musuh, tetapi musuh bagi negara-negara tetangganya
Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani menyampaikan pidatonya pada pertemuan tahunan tersebut usai serangan Israel awal bulan ini yang menargetkan negosiator Hamas di Doha, menewaskan enam orang, termasuk seorang warga negara Qatar.
"Israel terlibat dalam genosida (di Gaza), dan pemimpinnya bangga mencegah berdirinya negara Palestina, dengan janji bahwa negara seperti itu tidak akan pernah berdiri,” ujar Emir Qatar.
Dikatakan, Israel dikelilingi oleh negara-negara yang telah menandatangani perjanjian damai atau berkomitmen pada Inisiatif Perdamaian Arab, tetapi Israel tidak puas dengan gencatan senjata dan permukiman.
"Ia ingin memaksakan kehendaknya pada negara-negara Arab di sekitarnya, dan siapa pun yang menentang kehendaknya dianggap antisemit atau teroris. Bahkan sekutu Israel pun menyadari fakta ini dan menolaknya," tambahnya.
Emir mengucapkan terima kasih kepada masyarakat internasional atas “solidaritasnya" kepada Qatar setelah serangan (di Doha), termasuk pernyataan Dewan Keamanan (PBB) yang mengutuk serangan tersebut.
Ia mengatakan, serangan itu merupakan upaya Israel untuk menggagalkan negosiasi gencatan senjata Gaza. "Berbeda dengan klaim Perdana Menteri Israel, serangan ini bukanlah hak yang sah untuk melacak pelaku terorisme. Ini adalah tindakan diplomasi yang didedikasikan untuk pembunuhan politik, dan ini melemahkan upaya diplomatik apa pun yang bertujuan untuk mengakhiri genosida terhadap rakyat Gaza," tambahnya.
"Ini juga merupakan upaya untuk membunuh politisi yang merupakan anggota delegasi yang terlibat dalam negosiasi dengan Israel saat mereka sedang mempelajari proposal Amerika," katanya lagim
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin melanjutkan perang agar Gaza “tidak layak huni",” kata Sheikh Tamim.
Mediasi Qatar, Mesir dan AS, telah berhasil membebaskan para sandera, dan perjanjian terakhir dibatalkan secara sepihak oleh Israel, sehingga mencegah tercapainya gencatan senjata permanen, pembebasan semua sandera, penarikan pasukan pendudukan dari Jalur Gaza dan pembebasan tahanan Palestina.
"Mereka mengunjungi negara kami dan berencana untuk menyerangnya,” tambahnya.
Pemimpin Israel ingin melanjutkan perang. Ia percaya pada apa yang disebut Israel Raya. Ia percaya bahwa perang adalah kesempatan untuk memperluas permukiman dan mengubah status quo di tempat-tempat suci (Yerusalem).
Sheikh Tamim berjanji bahwa Qatar akan tetap setia pada sejarah dan warisannya, dan melanjutkan upaya mediasinya.
"Kami akan terus menyuarakan kebenaran, dan kami akan terlibat dalam diplomasi ketika musuh kami merasa lebih mudah menggunakan senjata," ujarnya.
"Kami telah terlibat untuk memediasi berakhirnya perang dan memungkinkan akses kemanusiaan serta membebaskan sandera, dan kami telah menghadapi kampanye disinformasi," tegas Emir Qatar lagi.
"Namun, kampanye-kampanye ini tidak akan menghalangi kami. Kami akan melanjutkan upaya kami dalam kerja sama dan kemitraan dengan Mesir dan AS," ujarnya.
Rakyat Palestina Dibasmi
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez juga melontarkan pernyataan yang sangat keras terhadap perilaku keji Israel di Gaza. "Rakyat Palestina sedang dibasmi. Atas nama martabat manusia, kita harus menghentikan pembantaian ini," tegasnya.
Pedro Sanchez juga berbicara pada hari yang sama ketika Prancis dan negara-negara Barat lainnya secara resmi mengakui negara Palestina di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada Sidang Umum ke-80.
Pedro Sanchez adalah salah satu pemimpin Eropa pertama yang mengambil langkah mengakui Palestina pada Mei 2024. Sanchez menyambut baik kenyataan bahwa negara-negara kunci seperti Prancis, Inggris, Australia dan Kanada telah bergabung dengannya dalam posisi ini.
Pada hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi juga mengambil langkah tersebut di Majelis Umum ke-80 PBB di New York, dengan menyatakan bahwa "pengakuan atas hak-hak sah rakyat Palestina sama sekali tidak mengurangi hak-hak rakyat Israel, yang telah didukung Prancis sejak hari pertama dan yang tidak kurang berkomitmen.
Negara-negara lain yang menyatakan dukungan termasuk Monako, Malta dan Luksemburg.
Bagi pemimpin Spanyol itu langkah ini, yang berlangsung di lokasi paling simbolis, aula Majelis Umum PBB, harus diikuti dengan langkah lain agar Palestina menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebuah inisiatif yang didukung oleh 156 dari 193 anggota PBB, dengan Amerika Serikat sebagai salah satu penentang utama.
Sanchez mengatakan, bahwa proses ini harus diselesaikan sesegera mungkin, setara dengan negara-negara lain. Konferensi ini menandai sebuah tonggak sejarah, tetapi bukan akhir dari perjalanan. Ini hanyalah permulaan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PM Spanyol dan Emir Qatar Lontarkan Kecaman Pedas Atas Kekejian Israel
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |