https://bulungan.times.co.id/
Berita

Oliver Sykes dari Bocah Kreatif hingga Ikon Musik Alternatif BMTH

Minggu, 05 Oktober 2025 - 02:08
Oliver Sykes dari Bocah Kreatif hingga Ikon Musik Alternatif BMTH Vocalis BMTH Oliver Scott Sykes. (Foto: Oliver Scott Sykes)

TIMES BULUNGAN, JAKARTA – Nama Oliver Scott Sykes mungkin langsung bikin pecinta musik cadas teringat pada vokal garang sekaligus penuh emosi milik Bring Me The Horizon (BMTH). Tapi siapa sangka, perjalanan hidup pria kelahiran Ashford, Kent, Inggris, 20 November 1986 ini penuh warna—mulai dari masa kecil, musik, hingga kehidupan pribadinya yang kerap jadi sorotan.

Oliver kecil sempat menghabiskan masa kanak-kanaknya di Australia sebelum kembali ke Sheffield, Inggris. Di sanalah, bakat kreatifnya makin terlihat. Sejak sekolah di Stocksbridge High School, ia sudah akrab dengan komputer, musik keras, dan band kecil bersama teman-temannya.

Sebelum BMTH lahir, Oliver sempat bikin proyek musik pribadi bernama Quakebeat (musik untuk game) dan Womb 2 Da Tomb. Namun, tahun 2004 jadi titik balik: di usia 17 tahun, ia membentuk Bring Me The Horizon bersama Matt Nicholls, Matt Kean, Lee Malia, dan Curtis Ward. Nama band ini pun diambil dari film Pirates of the Caribbean.

Album debut Count Your Blessings (2006) langsung memperkenalkan BMTH sebagai salah satu band deathcore paling ganas. Dengan gaya screaming intens dan penampilan nyentrik, Oliver berhasil menciptakan identitas yang menonjol di skena musik Inggris.

Namun BMTH tidak berhenti di situ. Album Sempiternal (2013) jadi momen penting: musik mereka berevolusi ke arah rock alternatif dan elektronik, sementara lirik Oliver terasa lebih dalam—terinspirasi dari perjuangannya melawan kecanduan dan depresi. Dari situ, BMTH makin mendunia.

Di album-album berikutnya seperti That’s the Spirit (2015) dan amo (2019), Oliver berani meninggalkan screaming penuh menuju vokal lebih melodis. Sementara di proyek Post Human: Survival Horror (2020), ia kembali dengan energi agresif namun tetap segar berkat kolaborasi lintas genre.

Bukan cuma musisi, Oliver juga desainer sekaligus pengusaha. Tahun 2005, ia meluncurkan brand fesyen Drop Dead Clothing yang sukses menembus pasar internasional dengan gaya visual edgy, terinspirasi musik, game, dan pop culture.

Selain itu, Oliver cukup vokal soal isu kesehatan mental dan veganisme. Ia kerap berbagi pengalaman soal depresi, kecanduan, hingga trauma masa lalu—menginspirasi banyak penggemarnya untuk lebih terbuka.

Kehidupan cintanya juga sempat jadi headline. Oliver menikah dengan model Hannah Pixie Snowdon pada 2015, tapi bercerai setahun kemudian. Kini, ia hidup lebih tenang bersama model asal Brasil, Alissa Salls, yang ia nikahi pada 2023.

Hari ini, Oliver Sykes bukan hanya sekadar vokalis band. Ia sudah menjelma jadi ikon musik alternatif dunia, musisi visioner, desainer sukses, sekaligus sosok yang berani berbicara tentang isu personal. Bersama BMTH, Oliver terus bereksperimen, berkolaborasi dengan berbagai artis, dan tampil di panggung festival musik terbesar dunia.

Dari bocah kreatif yang suka game hingga superstar global, Oliver Sykes adalah bukti nyata bahwa keberanian untuk berubah bisa menciptakan warisan besar di dunia musik dan budaya pop.(*)

Pewarta : Afif Muhammad
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bulungan just now

Welcome to TIMES Bulungan

TIMES Bulungan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.