TIMES BULUNGAN, PONOROGO – Di balik parasnya yang tampak tenang, tersembunyi kekuatan dan disiplin seorang juara. Steffany Kinky, nama yang kini ramai diperbincangkan di dojo Pelatnas, adalah harapan terbesar Indonesia untuk mendulang medali emas dari cabang olahraga Jujitsu di perhelatan SEA Games 2025.
Berangkat dari Ponorogo, Jawa Timur, Steffany bukan hanya membawa nama daerah asalnya, tetapi juga seluruh ekspektasi bangsa. Ia adalah prototipe atlet modern, disiplin, teknikal dan memiliki mentalitas pemenang yang tak tergoyahkan.
Perjalanan Steffany tidaklah instan. Ia mengawali karirnya di Dojo Jujitsu lokal Ponorogo, ditempa dalam kerasnya persaingan daerah sebelum akhirnya menarik perhatian tim pemantau nasional.
Sejak bergabung dengan Pelatnas, Stefany telah menunjukkan lonjakan performa yang signifikan. Gaya bertarungnya yang cenderung efisien namun mematikan di kategori Ne-Waza (pertarungan bawah) membuatnya seringkali mengakhiri duel lebih cepat dari perkiraan lawan.
Keunggulan Steffany terletak pada kemampuan ground fighting-nya yang superior. Ia dikenal memiliki grip yang sangat kuat, memungkinkan eksekusi kuncian yang jarang bisa dihindari.
Di level regional Asia Tenggara, Steffany kini diyakini telah memiliki bekal teknik yang setara, bahkan di atas, para pesaing utamanya.
Kepada TIMES Indonesia, Steffany pernah menuturkan bahwa kunci suksesnya bukan hanya pada latihan fisik, tetapi juga kedisiplinan nutrisi dan istirahat. Setiap hari, matras adalah tempatnya bernegosiasi dengan rasa sakit dan kelelahan, demi mencapai bentuk fisik dan mental puncak saat SEA Games nanti.
Dia harus meninggalkan kesibukan dan keramaian kota asalnya, fokus penuh di pusat latihan untuk memfokuskan seluruh energinya pada target tunggal, Bendera Merah Putih berkibar di podium tertinggi.
"Steffany harus mengamankan medali emas di kelasnya. Dia memiliki talenta bawaan, tapi yang paling penting, dia punya kemauan keras untuk menderita demi kemenangan," ungkap Danang Willian, pelatih Steffany di Ponorogo.
Ia pun yakin, teknikal dan mental baja Steffany akan menjadi predator matras yang siap bertanding.
Sementara itu Rahmat Hidayat, Pelatih Kepala Tim Jujitsu Nasional, memberikan komentar eksklusif mengenai potensi atlet andalannya ini.
"Steffany adalah aset yang sangat berharga. Secara teknik, dia sangat mumpuni, terutama dalam transisi dari stand-up menuju ground game. Dia selalu tenang di bawah tekanan, ciri khas atlet kelas dunia," ujar Rahmat Hidayat, Kamis (4/12/2025).
Namun, Rahmat menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah mempertahankan stabilitas mental dan daya tahan cardio.
"Kami tidak hanya melatih fisiknya, tapi juga menguji mentalnya. Di SEA Games, perbedaan medali emas dan perak seringkali hanya ditentukan oleh satu detik atau satu kesalahan kecil. Kami melatihnya untuk tidak melakukan kesalahan itu," tukas Rahmat, penuh keyakinan.
Dengan dukungan penuh dari Komite Olahraga Nasional Indonesia dan intensitas latihan yang terus ditingkatkan, Steffany Kinky adalah representasi nyata dari semangat olahraga Ponorogo dan Indonesia.
Jalan menuju podium memang terjal, namun dengan bakat alami, etos kerja tinggi dan support system yang solid, publik menantikan namanya diumumkan sebagai peraih emas pada ajang bergengsi multi-cabang olahraga di Asia Tenggara, SEA Games 2025. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari Kota Reog ke Matras Global, Steffany Kinky Tumpuan Jujitsu Indonesia di SEA Games 2025
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Ronny Wicaksono |